PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA
GENERATIF
DAN VEGETATIF
OLEH :
RIKI HIDAYAT
114210020
LAPORAN
PRAKTIKUM
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA
GENERATIF
DAN VEGETATIF
LAPORAN
PRATIKUM
OLEH :
NAMA : RIKI HIDAYAT
NPM : 114210020
PROGRAM
STUDI : AGRIBISNIS
MENYETUJUI
Dosen
Pengasuh Asisten
Dosen
Mardaleni,
SP, M.Sc Maruli Tua. SP
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul’’ Perbanyakan Tanaman Secara
Generatif dan Vegetatif “
Laporan
ini saya susun untuk memenuhi tugas Agronomi Tanaman Hortikultura 1,
Atas terselesaikannya laporan
ini, saya ucapkan terima kasih kepada Mardaleni, SP, M.Sc
selaku dosen matakuliah Agronomi Tanaman Hortikultura 1 dan Kepada Maruli Tua, SP selaku
asisten dosen (asdos) juga Orang
tua yang memberi dukungan moril maupun materil Dan kepada semua pihak
yang membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Penulis
sudah berusaha dengan semaksimal mungkin melaksanakan penulisan Laporan ini dengan baik, Jika
menurut Bapak/Ibu dan saudara masih ditemukan kekurangan dan kelemahannya,
segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini . Dan atas bantuan
semua pihak, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Pekanbaru, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR
TABEL.................................................................................. iii
DAFTAR
LAMPIRAN.......................................................................... iv
I.
pENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1.
Latar belakang............................................................................ 1
1.2.
Kompetensi
Dasar...................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................ 2
II.
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
III. bahan dan metode................................................................ 5
A. Tempat dan Waktu........................................................................ 5
B.
Bahan dan
Alat ............................................................................. 5
C.
Pelaksanaan
Praktikum ................................................................ 5
D. Parameter Pengamatan ................................................................. 6
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 8
A. Perbanyakan Generatif.................................................................. 8
1.
Umur Muncul
Tunas............................................................. 8
2.
Jumlah
Daun......................................................................... 8
3.
Tinggi
Tanaman.................................................................... 9
B.
Perbanyakan
Vegetatif.................................................................. 9
1.
Umur
Muncul Tunas............................................................. 9
2.
Jumlah
Daun......................................................................... 10
3.
Jumlah
Tunas........................................................................ 10
4. Panjang Tunas...................................................................... 11
V.
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 18
LAMPIRAN........................................................................................... 19
DAFTAR
TABEL
Tabel Halaman
A. Perbanyakan Generatif
1.
Umur Munculnya Tunas atau
Pumula..................................... 8
2.
Jumlah
Daun........................................................................... 8
3.
Tinggi
Tanaman...................................................................... 9
B. Perbanyakan Vegetatif
1.
Umur Munculnya Tunas atau
Pumula..................................... 9
2.
Jumlah
Daun........................................................................... 10
3.
Jumlah
Tunas.......................................................................... 10
4.
Panjang Tunas......................................................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian.............................................................. 19
2. Dokumentasi penelitian.................................................................... 20
I.
|
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif maupun
vegetatif.
Perbanyakan
vegetatif, mempunyai pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman seperti batang yang mempunyai
tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas dari induk yang terpilih.
Induk terpilih misal mempunyai warna dan corak bunga yang indah dan belum
pernah ada, warna daun bervariasi. Kemudian teknik memperbanyak
tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok, sambung (grafting) dan
okulasi.
Hasil
akhir dari perbanyakan vegetatif ini adalah bibit atau tanaman yang sama dengan
induk yang terpilih yang telah dicontohkan di atas atau diistilahkan dengan fotocopy atau
true to
type.
Pemilihan perbanyakan di atas tentunya juga terkait dengan
tujuannya, apabila menghendaki tanaman yang mempunyai variasi/ keragaman
sifat/karakter lain dari normalnya, maka perbanyakan generatif yang
dipilih. Apabila menginginkan tanaman hias yang mempunyai kesamaan dengan
induk yang terpilih, maka perbanyakan vegetatif
yang dipilih.
Perbanyakan vegetatif diperlukan untuk tanaman dan kultivar
yang tidak menghasilkan biji secara teratur atau tidak bisa menghasilkan biji.
1.2 Kompetensi
Dasar
Adapun
kompetensi yang di inginkan dalam praktikum ini ialah :
1. Mahasiswa
mengetahui teknik – teknik perbanyakan tanaman.
2. Mahasiswa
trampil dalam melakukan perbanyakan tanaman
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini ialah :
1.
Untuk mengetahui cara perbanyakan generatif
pada tanaman.
2.
Untuk
mengetahui cara perbanyakan vegetatif pada tanaman.
|
Perbanyakan secara generatif
merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses pembiakan tanaman.
Melaui perbanyakan generatif, biji yang telah memenuhi syarat ditanam hingga
menghasilkan tanaman baru yang lebih banyak. Biji yang ditanam tersebut
merupakan organ tanaman yang terbentuk dalam buah sebagai hasil dari
pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Keuntungan perkembangbiakan generatif
diantaranya adalah biaya yang relatif murah, penyimpanan dalam waktu lama
memuaskan, daya hidupnya tetap tinggi bila disimpan dalam lingkungan yang
menghindari kondisi favorable untuk untuk respirasi dan kegiatan enzimatik,
serta memungkinkan untuk memulai tanaman yang bebas penyakit, khususnya
penyakit tertular biji (seedborne).
Meskipun demikian terdapat pula kelemahan
pembiakan generatif, seperti adanya segregasi sifat untuk tanaman-tanaman
heterozigot, sehingga dihasilkan beberapa tanaman keturunan yang sifatnya tidak
sama dengan induknya. Perbanyakan
tanaman secara vegetatif sangat penting artinya untuk pengembangan klon dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemuliaan pohon karena,
karanannya yang sangat besar dalam meningkatkan perolehan genetik bandingkan
dengan benih hasil, penyerbukan alam (Shelbourne, 1992 dan Rimbawanto, 2000).
Perbanyakan tanaman secara
vegetatif pada tanaman jati telah dikembangkan dengan baik, namun baru pada
taraf untuk tujuan operasional yang terbatas maupun untuk kepentingan intern,
khususnya yang telah dilakukan oleh Perum Perhutani. Perbanyakan tersebut
dilakukan baik secara konvensional yaitu dengan stek, cangkok dan sambungan
maupun dengan menggunakan teknologi tinggi (bioteknologi), Saat ini perhatian
masyarakat terhadap jati kembali muncul setelah dipasarkannya bibit jati hasil
perbanyakan secara kultur jaringan oleh pihak swasta.
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi dalam ruang lingkup bioteknologi yaitu proses perbanyakan secara vegetatif yang dilakukan pada kondisi invitro. Prinsip dasar dari pembiakan ini tidaklah berbeda dengan sistem pembiakan vegetatif secara konvensional seperti stek, cangkok dan lain-lain (Rimbawanto, 1999).
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi dalam ruang lingkup bioteknologi yaitu proses perbanyakan secara vegetatif yang dilakukan pada kondisi invitro. Prinsip dasar dari pembiakan ini tidaklah berbeda dengan sistem pembiakan vegetatif secara konvensional seperti stek, cangkok dan lain-lain (Rimbawanto, 1999).
Salah satu kendala yang dihadapi
dalam pengembangan perbanyakan kultur jaringan secara komersial adalah
tingginya harga persatuan tanaman. Upaya efisiensi dalam pemanfaatan teknik ini
dapat ditempuh melalui cara kombinasi antara kultur jaringan dan perbanyakan
vegetatif secara konvensional. Dimana tanaman hasil kultur jaringan digunakan
untuk pembangunan kebun pangkas sedangkan perbanyakan secara masal dapat
dilakukan dengan teknik konvensional seperti stek (Rimbawanto, 1999).
Stek pucuk adalah metode
perbanyakan vegetatif secara makro dengan menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas
axilar pada media persemaian sampai berakar sebelum dipindahkan ke lapangan.
III. BAHAN DAN METODA
A.
Tempat dan Waktu
Praktikum
ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Riau jalan Kaharudin Nasution Km. 11, perhentian Marpoyan Pekanbaru. Praktikum
inin berlangsung selama 3 bulan terhitung dari bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013. Jadwal kegiatan
Praktikum dapat dilihat pada lampiran.
B.
Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah : tali
rafia, polybag, biji tanaman generatif ( cempedak, durian, asam jawa ), bahan tanaman stek ( sirih merah, mawar ),
growaton, plastik lilin, pukan, dan lain - lain.
Sedangkan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : cangkul, meteran, plat perkebunan, paku, gunting stek, pisau okulasi, handsprayer, gembor, kamera, alat tulis, dan lain-lain.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : cangkul, meteran, plat perkebunan, paku, gunting stek, pisau okulasi, handsprayer, gembor, kamera, alat tulis, dan lain-lain.
C.
Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Naungan dan Media Tanam Dalam Pilybag
Naungan dibuat dengan ukuran tinggi 1.5 m dan panjang
5 m. polybag yang digunakan adalah polybag yang berukuran sedang ( 20 x 30 ),
dengan melakukan pengisian tanah dengan campuran pupuk kandang sapi dengan
perbandingan 2:1 Media tanam diletakan pada para – para/ naungan.
2.
Penanaman
Penanaman biji dan bahan stek dilakukan pada media tanam dengan
jumlah satu biji untuk setiap polybag dengan memperhatikan stek pertumbuhan
dari biji.
3. Perawatan
a. Penyiraman
Penyiraman
dilakukan dengan gembor yang diaplikasikan satu kali sehari.
b. Penanggulangan OPT
Pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) melalui penyiangan gulma dan penggunaan
pestisida Dhitane M-45 yang diberikan
melalui penyemprotan.
D.
Parameter Pengamatan
Adapun
para meter yang diambil dalam Praktikum diantaranya :
1.
Umur
Munculnya Tunas atau Jaringan Maristem (hari)
Pengamatan
umur munculnya tunas dilakukan dengan menghitung jumlah hari ketika munculnya
tunas pada tanaman, dengan menentukan 3 sampel.
2.
Jumlah
Tunas (batang)
Pengukuran
jumlah tunas dilakukan pada tanaman yang dilakukan perbanyakan vegetatif secara
stek, dengan menentukan 3 sampel.
3.
Jumlah
Daun Pertanaman (helai)
Perhitungan jumlah daun dilakukan
pada saat tanaman sudah menampakan daun setiap 3 sampel yang dilakukan.
4.
Tinggi
Tanaman (cm)
Dilakukan setelah tanaman berumur
satu minggu setelah tanam dengan interval pengukuran 1 minggu sekali mulai dari
batas tanah sampai daun tertinggi (urut kertas), untuk 3 sampel yang telah ditentukan
5.
Panjang
Tunas (cm)
Pengukuran panjang tunas dilakukan
dengan mengukur panjang tunas yang dihasilkan dengan mengukur dari pangkal
tunas dengan 3 sampel yang ditentukan.
|
A.
Perbanyakan Generatif
1.
Umur Munculnya Tunas atau Plumula ( Minggu )
Hasil pengamatan munculnya
tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1. dibawah
ini :
Minggu
|
Sampel
|
Biji
|
||
Cempedak
|
Durian
|
Asam Jawa
|
||
|
1
|
12
|
16
|
9
|
2
|
13
|
17
|
12
|
|
3
|
12
|
11
|
9
|
|
Jumlah
|
37
|
44
|
30
|
|
Rata – Rata
|
12.3
|
14.6
|
10
|
Table 1. Pengamatan Umur Munculnya Tunas Per Tanaman ( batang )
Data pada tabel 1. Menunjukan bahwa munculnya
tunas berbeda antara tanaman cempedak,durian dan asam jawa, itu menunjukan
bahwa setiap tanaman tidak sama kebutuhan pupuknya.
2.
Jumlah Daun ( Helai )
Hasil pengamatan
jumlah daun per tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada
tabel 2. di bawah ini :
Minggu
|
Sampel
|
Biji
|
||
Cempedak
|
Durian
|
Asam jawa
|
||
|
1
|
6
|
5
|
4
|
2
|
7
|
8
|
6
|
|
3
|
5
|
9
|
7
|
|
Jumlah
|
18
|
22
|
17
|
|
Rata – Rata
|
6
|
7.3
|
5.6
|
Table 2. Pengamatan
Jumlah Daun Per Tanaman ( helai )
Data pada tabel
2 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah daun berbeda itu karena selisih dari
pertumbuhan awal munculnya tunas yang sangat jauh.
3.
Tinggi Tanaman ( Cm )
Hasil pengamatan
tinggi tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 3,
dibawah ini :
Minggu
|
Sampel
|
Biji
|
||
Cempedak
|
Durian
|
Asam jawa
|
||
|
1
|
26
|
30
|
25
|
2
|
23
|
40
|
28
|
|
3
|
22
|
45
|
25
|
|
Jumlah
|
71
|
115
|
78
|
|
Rata – Rata
|
23.6
|
38.3
|
26
|
Tabel 3. Pengamatan Tinggi Tanaman ( cm )
Data pada tabel
3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman berbeda karena berpengaruh
terhadap cahaya, sehingga tanaman berebut untuk mendapatkan sinar matahari.
B.
Perbanyakan Vegetatif
1.
Umur Munculnya Tunas atau Plumula ( Hari )
Hasil pengamatan munculnya
tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1. dibawah
ini :
Minggu
|
Sampel
|
Stek
|
|
Mawar
|
Sirih
|
||
|
1
|
7
|
17
|
2
|
6
|
11
|
|
3
|
5
|
12
|
|
Jumlah
|
18
|
40
|
|
Rata – Rata
|
6
|
13.3
|
Table 1. Pengamatan Umur Munculnya Tunas ( batang )
Data pada tabel 2. Menunjukkan bahwa pertumbuhan
tunas sirih sangatlah lambat itu karena tanaman sirih kurang mendapatkan
kelembaban ataupun jarang disiram air.
2.
Jumlah Daun ( Helai )
Hasil pengamatan
jumlah daun per tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada
tabel 2. di bawah ini :
Minggu
|
Sampel
|
Stek
|
|
Mawar
|
Sirih
|
||
|
1
|
40
|
15
|
2
|
35
|
19
|
|
3
|
25
|
22
|
|
Jumlah
|
100
|
56
|
|
Rata – Rata
|
33.3
|
18.6
|
Table 2. Jumlah daun
tanaman mawar dan sirih
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa daun mawar lebih
banyak dari pada jumlah daun sirih karena mawar lebih mudah dalam penyetekan
dari pada sirih merah.
3.
Jumlah Tunas
Hasil pengamatan
jumlah tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 3,
dibawah ini :
Minggu
|
Sampel
|
Stek
|
|
Mawar
|
Sirih
|
||
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
3
|
1
|
1
|
|
Jumlah
|
4
|
5
|
|
Rata – Rata
|
1.33
|
1.66
|
Tabel 3. Jumlah tunas
tanaman mawar dan sirih
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa tunas mawar cepat
keluarnya karena mawar lebih tercukupi air dan kelembaban nya.
4.
Panjang Tunas ( Cm )
Hasil pengamatan
panjang tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 4,
dibawah ini :
Minggu
|
Sampel
|
Stek
|
|
Mawar
|
Sirih
|
||
|
1
|
5
|
4
|
2
|
6
|
6
|
|
3
|
4
|
3
|
|
Jumlah
|
15
|
13
|
|
Rata – Rata
|
5
|
4.3
|
Tabel 4. Pengamatan
Panjang Tunas
Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa panjang tunas
dipengaruhi oleh penyiram air yang cukup bagi setiap tanaman.
5.
a.
Cangkok
Mencangkok merupakan salah satu
cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Selain
itu, pohonnya juga tidak terlalu tinggi.
Mencangkok dilakukan dengan
cara menguliti hingga bersih dan menghilangkankambium pada cabang
atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan
ke dalam wadah lain saat akar telah tumbuh.
Pada saat
mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak
terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat
terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil
fotosintesis akan terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan dan
pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik.
b.
Stek
Stek mata tunas
biasanya dilakukan untuk memperbanyak nanas, anggur, dan tanaman hias
seperti dieffenbachia serta aglonema. Batang untuk setek mata tunas diambil
dari batang tanaman induk yang sehat dan subur, lalu dipotong-potong sepanjang
2-4 cm. Setiap potongan batang harus memiliki satu mata tunas yang bentuknya
besar dan bulat. Kemudian, pangkal dan ujung setek dipotong miring dengan sudut
kemiringan 45 0, lalu oleskan Rootone-F untuk merangsang tumbuhnya akar. Cara
lain untuk menumbuhkan akar adalah dengan merendam setek di dalam larutan
Atonik dengan konsentrasi 1-2 cc per liter air.
Setek disemai dalam polibag atau kotak
kayu berisi media berupa campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1.
Caranya dengan meletakkan setek pada permukaan media, lalu ditutup dengan
lapisan pasir. Namun, posisi mata tunas harus tetap berada di
permukaan media. Jika mata tunas tertutup media, setek akan membusuk dan tidak
menumbuhkan akar dan tunas baru. Siram media sampai basah, lalu tutup dengan
plastik bening atau kaca tembus cahaya.
Letakkan wadah persemaian di tempat
yang sejuk dan bersuhu tidak lebih dari 250C. Dalam waktu 1-2 bulan, mata tunas
sudah memunculkan tunas dan akar. Tanaman baru dapat dipindahkan ke polibag
pembesaran setelah berumur 2-4 minggu saat perakarannya sudah cukup lebat dan
daunnya terbuka sempurna.
Penempelan
Perisai Mata Okulasi
Penempelan perisai mata okulasi
dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan
kegiatannya adalah sebagai berikut :
o Setelah perisai mata
okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata
dimasukkan ke dalam jendela
o Jendela okulasi ditutup
dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung
perisai yang dipega Perbanyakan secara vegetatif dilakukan
menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi
dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian
tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang
dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara
cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan.
o Keunggulan perbanyakan ini
adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon
induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif
lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah
membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya.
Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara
perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk menghasilkan bibit
secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak semua tanaman dapat
diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil. Terlebih
jika dilakukan oleh para hobiis atau penangkar pemula.
c. Sambung/Enten
Penyambungan
atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai
satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau
tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan
disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakan
sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu
berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang
atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam
spesies yang sama.
d.
Tempel (Okulasi)
Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada
batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli
harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda
sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau
bunga yang berbeda sifat.
Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman :
Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua
jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas).
Langkah-langkah mengokulasi tanaman :
-
Siapkan batang bawah, umur
tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi.
-
Siapkan batang atas berupa
kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki
sifat unggul.
-
Iris dan sayat batang bawah
dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.
-
Sisipkan mata tunas ke irisan
yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka
sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
-
Ikat tempelan menggunakan tali
rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti
genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
-
Setelah 2 minggu, lihat mata
tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal.
Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti
okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa
sampai 3 minggu.
-
Bila telah ada kepastian bahwa
mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata
tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika
tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari
mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.
(sumber : Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ).
|
A. Kesimpulan
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman
secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman
untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan
vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan
keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif
buatan lainnya.
Stek daun terdiri dari potongan daun dengan
satu mata atau lebih, setiap mata akan membentuk batang baru. Misalnya : kumis kucing, begonia, violces, zamia.
Stek mata tunas
biasanya dilakukan untuk memperbanyak mawar,
anggur, dan tanaman hias seperti dieffenbachia serta aglonema.
Jadi mencangkok merupakan
perkembang biakkan vegetatif dan juga perkembang biakkan tertua di dunia.
Cangkok dapat digunakan untuk tumbuhan yang berbuah maupun tanaman hias.
Gunakan batang yang tidak terlalu tua untuk mencangkok. Hilangkan kambium
pada batang saat mencangkok. Ikuti langkah-langkah mencangkok dengan benar agar
hasil yang didapat bisa memuaskan. Mencangkok sangat baik digunakan untuk para
petani perkebunan ataupun para pennyuka tumbuhan. Banyak kelebihan yang bisa
diambil dari mencangkok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik sambung
merupakan salah satu teknik yang terbaik untuk mengahsilkan tumbuhan dengan
varietas yang baru dengan cara yang amat mudah dan simpel. Selain itu kita juga
dapat mengetahui bahwa sebenarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita
gunakan untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul
khususnya pada tanaman adenium. Keberhasilan dari suatu teknik sambung
tergantung dari kehati-hatian kita terhadap alat yang digunakan agar terhindar
dari bakteri serta kesetiaan kita dalam memperhatikan kondisi tanah untuk
menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.
B. Saran
Untuk lebih memahami semua materi
tentang tehnik perbanyakanvegetatif Stek daun, stek mata tunas maupun stek
umbi, disarankan parapembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan
materi pada makalah ini. Dan juga diharapkan para pembaca setelah membaca
makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.
Sebaiknya, mencangkok
digunakan untuk para petani perkebunan ataupun para pennyuka tumbuhan. Agar
mereka bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas dengan relatif singkat. Lagi
pula cara mencangkok tidak rumit dan efisien. Barang yang digunakan juga murah
dan mudah didapat, sehingga itu sangat memudahkan petani kebun dalam
mencangkok.
DAFTAR PUSTAKA
http://Pcinfocom.blogspot.com/2012/12/cara-stek-daun-sansevieria.html?m=1
http://agroteknologi-blogku.blogspot.com/2012_11_01_archive.htmll?m=1
http://juniasih.wordpress.com/2011/11/24/reproduksi-vegetati/
http://ulfamutia.blogspot.com/2010/12/makalah-mencangkok.html
http://codyjuniarthakurniawan.blogspot.com/2010/04/cara-mencangkok.html
http://tulisan-menarik.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-dari-mencangkok.html
http://codyjuniarthakurniawan.blogspot.com/2010/04/cara-mencangkok.html
http://tulisan-menarik.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-dari-mencangkok.html
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan
No
|
Kegiatan Praktikum
|
Bulan/Tahun 2012
|
|||||||||||||||
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan Naungan
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pemasangan
Label
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pengisian
Polibeg
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penanaman
|
|
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengukuran
tanaman
Generatif
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
6
|
Pengukuran tanaman
Vegetatif
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
7
|
Penyiangan
sampel
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
8
|
Pembuatan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
Lampiran 2. Dokumentasi
Gambar.1 tanaman kumis kucing gambar. 2 tanaman asem jawa
Gamba. 3 tanaman
cempedak
gambar. 4 tanaman bunga mawar