Monday, July 1, 2013

laporan agronomi tanaman hortikultura




PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
GENERATIF DAN VEGETATIF



OLEH :


RIKI HIDAYAT
114210020




LAPORAN PRAKTIKUM








PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
GENERATIF DAN VEGETATIF



LAPORAN PRATIKUM



OLEH :





NAMA                            : RIKI HIDAYAT
NPM                                : 114210020
PROGRAM STUDI                   : AGRIBISNIS



MENYETUJUI







Dosen Pengasuh                                                                                  Asisten Dosen




 Mardaleni, SP, M.Sc                                                                       Maruli Tua. SP


 

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul’’ Perbanyakan Tanaman Secara Generatif dan Vegetatif “
Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas Agronomi Tanaman Hortikultura 1, Atas terselesaikannya laporan ini, saya ucapkan terima kasih kepada Mardaleni, SP, M.Sc selaku dosen matakuliah Agronomi Tanaman Hortikultura 1 dan Kepada Maruli Tua, SP selaku asisten dosen (asdos) juga Orang tua yang memberi dukungan moril maupun materil Dan kepada semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Penulis sudah berusaha dengan semaksimal mungkin melaksanakan penulisan Laporan ini dengan baik, Jika menurut Bapak/Ibu dan saudara masih ditemukan kekurangan dan kelemahannya, segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini . Dan atas bantuan semua pihak, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru,   Juni  2013

                                                                                                Penulis



DAFTAR ISI
                                                                                               
KATA PENGANTAR............................................................................          i
DAFTAR ISI..........................................................................................          ii
DAFTAR TABEL..................................................................................          iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................          iv
I. pENDAHULUAN..............................................................................          1
1.1.   Latar belakang............................................................................          1
1.2.   Kompetensi Dasar......................................................................          2
1.3.   Tujuan........................................................................................          2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................          3
III. bahan dan metode................................................................          5
A.    Tempat dan Waktu........................................................................          5
B.     Bahan dan Alat .............................................................................          5
C.     Pelaksanaan Praktikum  ................................................................          5
D.    Parameter  Pengamatan .................................................................                    6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................          8
A.    Perbanyakan Generatif..................................................................          8
1.      Umur Muncul Tunas.............................................................          8
2.      Jumlah Daun.........................................................................          8
3.      Tinggi Tanaman....................................................................          9
B.     Perbanyakan Vegetatif..................................................................         9
1.      Umur Muncul Tunas.............................................................          9
2.      Jumlah Daun.........................................................................          10
3.      Jumlah Tunas........................................................................          10
4.      Panjang Tunas......................................................................          11
V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................           16    
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................         18
LAMPIRAN...........................................................................................         19



DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                         Halaman   
A.      Perbanyakan Generatif
1.      Umur Munculnya Tunas atau Pumula.....................................        8
2.      Jumlah Daun...........................................................................        8
3.      Tinggi Tanaman......................................................................        9
B.       Perbanyakan Vegetatif
1.      Umur Munculnya Tunas atau Pumula.....................................        9
2.      Jumlah Daun...........................................................................        10
3.      Jumlah Tunas..........................................................................        10
4.      Panjang Tunas.........................................................................        11













DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                   Halaman
1.      Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................................   19
2.      Dokumentasi penelitian....................................................................   20







 
I.      

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
Perbanyakan vegetatif, mempunyai pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman seperti batang yang mempunyai tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas dari induk yang terpilih.  Induk terpilih misal mempunyai warna dan corak bunga yang indah dan belum pernah ada, warna daun bervariasi.   Kemudian teknik memperbanyak tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok, sambung (grafting) dan okulasi.
Hasil akhir dari perbanyakan vegetatif ini adalah bibit atau tanaman yang sama dengan induk yang terpilih yang telah dicontohkan di atas atau diistilahkan dengan fotocopy atau true to type.
Pemilihan perbanyakan di atas tentunya juga terkait dengan tujuannya, apabila menghendaki tanaman yang mempunyai variasi/ keragaman sifat/karakter lain dari normalnya, maka perbanyakan generatif yang dipilih.  Apabila menginginkan tanaman hias yang mempunyai kesamaan dengan induk yang terpilih, maka perbanyakan vegetatif yang dipilih.
Perbanyakan vegetatif diperlukan untuk tanaman dan kultivar yang tidak menghasilkan biji secara teratur atau tidak bisa menghasilkan biji.


1.2 Kompetensi Dasar
Adapun kompetensi yang di inginkan dalam praktikum ini ialah :
1.      Mahasiswa mengetahui teknik – teknik perbanyakan tanaman.
2.      Mahasiswa trampil dalam melakukan perbanyakan tanaman

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :
1.      Untuk mengetahui cara perbanyakan generatif pada tanaman.
2.       Untuk mengetahui cara perbanyakan vegetatif pada tanaman.











II. TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan secara generatif merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses pembiakan tanaman. Melaui perbanyakan generatif, biji yang telah memenuhi syarat ditanam hingga menghasilkan tanaman baru yang lebih banyak. Biji yang ditanam tersebut merupakan organ tanaman yang terbentuk dalam buah sebagai hasil dari pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Keuntungan perkembangbiakan generatif diantaranya adalah biaya yang relatif murah, penyimpanan dalam waktu lama memuaskan, daya hidupnya tetap tinggi bila disimpan dalam lingkungan yang menghindari kondisi favorable untuk untuk respirasi dan kegiatan enzimatik, serta memungkinkan untuk memulai tanaman yang bebas penyakit, khususnya penyakit tertular biji (seedborne).
 Meskipun demikian terdapat pula kelemahan pembiakan generatif, seperti adanya segregasi sifat untuk tanaman-tanaman heterozigot, sehingga dihasilkan beberapa tanaman keturunan yang sifatnya tidak sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting artinya untuk pengembangan klon dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemuliaan pohon karena, karanannya yang sangat besar dalam meningkatkan perolehan genetik bandingkan dengan benih hasil, penyerbukan alam (Shelbourne, 1992 dan Rimbawanto, 2000).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif pada tanaman jati telah dikembangkan dengan baik, namun baru pada taraf untuk tujuan operasional yang terbatas maupun untuk kepentingan intern, khususnya yang telah dilakukan oleh Perum Perhutani. Perbanyakan tersebut dilakukan baik secara konvensional yaitu dengan stek, cangkok dan sambungan maupun dengan menggunakan teknologi tinggi (bioteknologi), Saat ini perhatian masyarakat terhadap jati kembali muncul setelah dipasarkannya bibit jati hasil perbanyakan secara kultur jaringan oleh pihak swasta.
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi dalam ruang lingkup bioteknologi yaitu proses perbanyakan secara vegetatif yang dilakukan pada kondisi invitro. Prinsip dasar dari pembiakan ini tidaklah berbeda dengan sistem pembiakan vegetatif secara konvensional seperti stek, cangkok dan lain-lain (Rimbawanto, 1999).
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan perbanyakan kultur jaringan secara komersial adalah tingginya harga persatuan tanaman. Upaya efisiensi dalam pemanfaatan teknik ini dapat ditempuh melalui cara kombinasi antara kultur jaringan dan perbanyakan vegetatif secara konvensional. Dimana tanaman hasil kultur jaringan digunakan untuk pembangunan kebun pangkas sedangkan perbanyakan secara masal dapat dilakukan dengan teknik konvensional seperti stek (Rimbawanto, 1999).
Stek pucuk adalah metode perbanyakan vegetatif secara makro dengan menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas axilar pada media persemaian sampai berakar sebelum dipindahkan ke lapangan.







III. BAHAN DAN METODA

A.      Tempat dan Waktu
Praktikum ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau jalan Kaharudin Nasution Km. 11, perhentian Marpoyan Pekanbaru. Praktikum inin berlangsung selama 3 bulan terhitung dari bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013. Jadwal kegiatan Praktikum dapat dilihat pada lampiran.

B.       Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : tali rafia, polybag, biji tanaman generatif ( cempedak, durian, asam jawa ),  bahan tanaman stek ( sirih merah, mawar ), growaton, plastik lilin, pukan, dan lain - lain. Sedangkan
A
lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : cangkul, meteran, plat perkebunan, paku, gunting stek, pisau okulasi, handsprayer, gembor, kamera, alat tulis, dan lain-lain.

C.      Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Naungan dan Media Tanam Dalam Pilybag
Naungan dibuat dengan ukuran tinggi 1.5 m dan panjang 5 m. polybag yang digunakan adalah polybag yang berukuran sedang ( 20 x 30 ), dengan melakukan pengisian tanah dengan campuran pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2:1 Media tanam diletakan pada para – para/ naungan.


2. Penanaman
            Penanaman biji dan bahan stek dilakukan pada media tanam dengan jumlah satu biji untuk setiap polybag dengan memperhatikan stek pertumbuhan dari biji.
3. Perawatan
a. Penyiraman
                        Penyiraman dilakukan dengan gembor yang diaplikasikan satu kali sehari.
b. Penanggulangan OPT
                        Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) melalui penyiangan gulma dan penggunaan pestisida Dhitane M-45 yang diberikan melalui penyemprotan.

D.      Parameter Pengamatan
                   Adapun para meter yang diambil dalam Praktikum diantaranya :
1.        Umur Munculnya Tunas atau Jaringan Maristem (hari)
                   Pengamatan umur munculnya tunas dilakukan dengan menghitung jumlah hari ketika munculnya tunas pada tanaman, dengan menentukan 3 sampel.
2.        Jumlah Tunas (batang)
            Pengukuran jumlah tunas dilakukan pada tanaman yang dilakukan perbanyakan vegetatif secara stek, dengan menentukan 3 sampel.
3.        Jumlah Daun Pertanaman (helai)
            Perhitungan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman sudah menampakan daun setiap 3 sampel yang dilakukan.



4.        Tinggi Tanaman (cm)
            Dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu setelah tanam dengan interval pengukuran 1 minggu sekali mulai dari batas tanah sampai daun tertinggi (urut kertas), untuk 3 sampel yang telah ditentukan
5.        Panjang Tunas (cm)
            Pengukuran panjang tunas dilakukan dengan mengukur panjang tunas yang dihasilkan dengan mengukur dari pangkal tunas dengan 3 sampel yang ditentukan.
















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Perbanyakan Generatif
1.      Umur Munculnya Tunas atau Plumula ( Minggu )
                  Hasil pengamatan munculnya tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini :
Minggu
Sampel
Biji
Cempedak
Durian
Asam Jawa

1
12
16
9
2
13
17
12
3
12
11
9
Jumlah
37
44
30
Rata – Rata
12.3
14.6
10
            Table 1. Pengamatan Umur Munculnya Tunas Per Tanaman ( batang )
Data pada tabel 1. Menunjukan bahwa munculnya tunas berbeda antara tanaman cempedak,durian dan asam jawa, itu menunjukan bahwa setiap tanaman tidak sama kebutuhan pupuknya.

2.      Jumlah Daun ( Helai )
Hasil pengamatan jumlah daun per tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini :
Minggu
Sampel
Biji
Cempedak
Durian
Asam jawa

1
6
5
4
2
7
8
6
3
5
9
7
Jumlah
18
22
17
Rata – Rata
6
7.3
5.6
              Table 2. Pengamatan Jumlah Daun Per Tanaman ( helai )
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah daun berbeda itu karena selisih dari pertumbuhan awal munculnya tunas yang sangat jauh.

3.      Tinggi Tanaman ( Cm )
Hasil pengamatan tinggi tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 3, dibawah ini :
Minggu
Sampel
Biji
Cempedak
Durian
Asam jawa

1
26
30
25
2
23
40
28
3
22
45
25
Jumlah
71
115
78
Rata – Rata
23.6
38.3
26
              Tabel 3. Pengamatan Tinggi Tanaman ( cm )
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman berbeda karena berpengaruh terhadap cahaya, sehingga tanaman berebut untuk mendapatkan sinar matahari.

B.       Perbanyakan Vegetatif
1.      Umur Munculnya Tunas atau Plumula ( Hari )
                  Hasil pengamatan munculnya tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini :
Minggu
Sampel
Stek
Mawar
Sirih

1
7
17
2
6
11
3
5
12
Jumlah
18
40
Rata – Rata
6
13.3
                        Table 1. Pengamatan Umur Munculnya Tunas ( batang )
Data pada tabel 2. Menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas sirih sangatlah lambat itu karena tanaman sirih kurang mendapatkan kelembaban ataupun jarang disiram air.

2.      Jumlah Daun ( Helai )
Hasil pengamatan jumlah daun per tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini :
Minggu
Sampel
Stek
Mawar
Sirih

1
40
15
2
35
19
3
25
22
Jumlah
100
56
Rata – Rata
33.3
18.6
                         Table 2. Jumlah daun tanaman mawar dan sirih
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa daun mawar lebih banyak dari pada jumlah daun sirih karena mawar lebih mudah dalam penyetekan dari pada sirih merah.
3.      Jumlah Tunas
Hasil pengamatan jumlah tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 3, dibawah ini :
Minggu
Sampel
Stek
Mawar
Sirih

1
1
2
2
2
2
3
1
1
Jumlah
4
5
Rata – Rata
1.33
1.66
                         Tabel 3. Jumlah tunas tanaman mawar dan sirih
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa tunas mawar cepat keluarnya karena mawar lebih tercukupi air dan kelembaban nya.

4.      Panjang Tunas ( Cm )
Hasil pengamatan panjang tunas yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 4, dibawah ini :
Minggu
Sampel
Stek
Mawar
Sirih

1
5
4
2
6
6
3
4
3
Jumlah
15
13
Rata – Rata
5
4.3
                           Tabel 4. Pengamatan Panjang Tunas
Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa panjang tunas dipengaruhi oleh penyiram air yang cukup bagi setiap tanaman.
5.       
a.       Cangkok
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Selain itu, pohonnya juga tidak terlalu tinggi.
Mencangkok dilakukan dengan cara menguliti hingga bersih dan menghilangkankambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah lain saat akar telah tumbuh.
Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik.

b.      Stek
Stek mata tunas biasanya dilakukan untuk memperbanyak nanas, anggur, dan tanaman hias seperti dieffenbachia serta aglonema. Batang untuk setek mata tunas diambil dari batang tanaman induk yang sehat dan subur, lalu dipotong-potong sepanjang 2-4 cm. Setiap potongan batang harus memiliki satu mata tunas yang bentuknya besar dan bulat. Kemudian, pangkal dan ujung setek dipotong miring dengan sudut kemiringan 45 0, lalu oleskan Rootone-F untuk merangsang tumbuhnya akar. Cara lain untuk menumbuhkan akar adalah dengan merendam setek di dalam larutan Atonik dengan konsentrasi 1-2 cc per liter air.
Setek disemai dalam polibag atau kotak kayu berisi media berupa campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1. Caranya dengan meletakkan setek pada permukaan media, lalu ditutup dengan lapisan pasir. Namun, posisi mata tunas harus tetap berada di permukaan media. Jika mata tunas tertutup media, setek akan membusuk dan tidak menumbuhkan akar dan tunas baru. Siram media sampai basah, lalu tutup dengan plastik bening atau kaca tembus cahaya.
Letakkan wadah persemaian di tempat yang sejuk dan bersuhu tidak lebih dari 250C. Dalam waktu 1-2 bulan, mata tunas sudah memunculkan tunas dan akar. Tanaman baru dapat dipindahkan ke polibag pembesaran setelah berumur 2-4 minggu saat perakarannya sudah cukup lebat dan daunnya terbuka sempurna.
Penempelan Perisai Mata Okulasi
Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut :
o   Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata dimasukkan ke dalam jendela
o   Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai yang dipega Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur jaringan.
o   Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil. Terlebih jika dilakukan oleh para hobiis atau penangkar pemula.


c.       Sambung/Enten
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama.
d.      Tempel (Okulasi)
Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat. 
Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman :
Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas).

Langkah-langkah mengokulasi tanaman :
-          Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi. 
-          Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul. 
-          Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.  
-          Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
-          Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
-          Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
-          Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi. (sumber : Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya.
Stek daun terdiri dari potongan daun dengan satu mata atau lebih, setiap mata akan membentuk batang baru. Misalnya : kumis kucing, begonia, violces, zamia.
Stek mata tunas biasanya dilakukan untuk memperbanyak mawar, anggur, dan tanaman hias seperti dieffenbachia serta aglonema.
Jadi mencangkok merupakan perkembang biakkan vegetatif dan juga perkembang biakkan tertua di dunia. Cangkok dapat digunakan untuk tumbuhan yang berbuah maupun tanaman hias. Gunakan batang yang tidak terlalu tua untuk mencangkok. Hilangkan  kambium pada batang saat mencangkok. Ikuti langkah-langkah mencangkok dengan benar agar hasil yang didapat bisa memuaskan. Mencangkok sangat baik digunakan untuk para petani perkebunan ataupun para pennyuka tumbuhan. Banyak kelebihan yang bisa diambil dari mencangkok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik sambung merupakan salah satu teknik yang terbaik untuk mengahsilkan tumbuhan dengan varietas yang baru dengan cara yang amat mudah dan simpel. Selain itu kita juga dapat mengetahui bahwa sebenarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita gunakan untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul khususnya pada tanaman adenium. Keberhasilan dari suatu teknik sambung tergantung dari kehati-hatian kita terhadap alat yang digunakan agar terhindar dari bakteri serta kesetiaan kita dalam memperhatikan kondisi tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.

B.     Saran
Untuk lebih memahami semua materi tentang tehnik perbanyakanvegetatif Stek daun, stek mata tunas maupun stek umbi, disarankan parapembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Dan juga diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.
Sebaiknya, mencangkok digunakan untuk para petani perkebunan ataupun para pennyuka tumbuhan. Agar mereka bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas dengan relatif singkat. Lagi pula cara mencangkok tidak rumit dan efisien. Barang yang digunakan juga murah dan mudah didapat, sehingga itu sangat memudahkan petani kebun dalam mencangkok. 
DAFTAR PUSTAKA

http://Pcinfocom.blogspot.com/2012/12/cara-stek-daun-sansevieria.html?m=1
http://agroteknologi-blogku.blogspot.com/2012_11_01_archive.htmll?m=1
http://juniasih.wordpress.com/2011/11/24/reproduksi-vegetati/
http://ulfamutia.blogspot.com/2010/12/makalah-mencangkok.html
http://codyjuniarthakurniawan.blogspot.com/2010/04/cara-mencangkok.html
http://tulisan-menarik.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-dari-mencangkok.html













Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan Praktikum
Bulan/Tahun 2012
Maret
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1

Persiapan Naungan
X















2
Pemasangan Label

X














3
Pengisian Polibeg


X













4
Penanaman



X












5
Pengukuran tanaman
Generatif




X
X
X
X
X
X
X
X




6
Pengukuran tanaman
Vegetatif




X
X
X
X
X
X
X
X




7
Penyiangan sampel






X
X
X
X
X





8
Pembuatan laporan













X












Lampiran 2. Dokumentasi
                     
Gambar.1 tanaman kumis kucing                       gambar. 2 tanaman asem jawa
     
                     
Gamba. 3 tanaman cempedak                              gambar. 4 tanaman bunga mawar

No comments:

Post a Comment