Thursday, January 12, 2012

arikel kebudayaan indonesi

ARTIKEL KEBUDAYAAN

A.Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan, kesenian, bukum, adat istihadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, system computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa.
Para kebudayaan sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus atau yang selalu dilakukan berulang – ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan dengan kebaikan bertingkah lak, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perlaku komunikasi manusia.(Yudhi’m blog)

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itusendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang

kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala

pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat

seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

B.Ciri-ciri Kebudayaan

· Bersifat historis. Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang diwariskan secara turun temurun

· Bersifat geografis. Kebudayaan manusia tidak selalu berjalan seragam, ada yang berkembang pesat dan ada yang lamban, dan ada pula yang mandeg (stagnan) yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan lingkungan, kebudayaan kemudian berkembang pada komunitas tertentu, dan lalu meluas dalam kesukuan dan kebangsaan/ras. Kemudian kebudayaan itu meluas dan mencakup wilayah/regiona, dan makin meluas dengan belahan-bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi) dalam era informasi dimana terjadi saling melebur dan berinteraksinya kebudayaan.

· Bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu. Dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya. Di sinilah manusia terbentur pada nilai, nilai yang mana, dan seberapa jauh nilai itu bisa dikembangkan? Sampai batas mana? Budayaan

C. Seni Bagian Dari Kebudayaan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah bagian dari kebudayaan. Bila Ilmu pengetahuan berhubungan dengan dorongan manusia kepada pengetahuan, pengenalan, dan pemahaman, maka teknologi berhubungan dengan dorongan manusia kepada kemampuan dan penguasaan dunia. Namun, dalam diri manusia tidak hanya ada dorongan kepada pengetahuan dan teknologi saja, sebab dalam diri manusia ada juga dorongan akan keindahan, baik untuk dilihat maupun untuk mewujudkan apa yang dilihat, dirasakan atau dialami sebagai keindahan itu. Di dalam penginderaan kesan-kesan keindahan dan dalam kecenderungan untuk memujudkan kesan-kesan itu terletak dasar-dasar kesenian. Kesadaran akan keindahan itu disebut kesadaran estetis atau kesadaran keindahan, dan dorongan kepada penyataan atau pemberian wujud itu disebut dorongan ekspres estetis.
Di sinilah kemudian timbul Seni, yaitu keahlian mewujudkan keindahan itu dengan alat-alat tertentu.

D. Tujuan Kebudayaan Dasar

Tujuan Ilmu Budaya Dasar adalah Memngembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik menyangkut orang lain dan alam sekitarnya maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan :

1) Mengusahakan penajaman kepekaaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya.

2) Mengembangka daya kritis terhadap masalah kemanusiaan dan budaya.

3) Sebagai calon pemimpoin bangsa dan negara dan ahli di bidangnya, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahandan pengkotaan disiplin yang ketat.

4) Mengusahakan wahana komunikasi para akademis agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.

Pokok bahasan yang dikembangkan :

• Manusia dan cinta kasih

• Manusia dan penderitaan

• Manusia dan pandangan hidup

• Manusia dan kegelisahan

• Manusia dan keindahan

• Manusia dan keadilan

• Manusia dan tanggung jawab

• Manusia dan harapan

E. Manfaat kebudayaan

· Manfaat Warisan Budaya Sebagai Sumber Ekonomi Baru INDONESIA

Jakarta, 11/7/2007 (Kominfo – Newsroom) – Dr. Agus Sardjono, SH, LLM, dosen Fakultas Hukum UI, mengemukakan gagasan mengoptimalkan warisan budaya sebagai alternatif sumber ekonomi baru di Indonesia akan menghasilkan berbagai manfaat bila dikelola dengan benar, dengan penerapan aturan hukum yang juga benar dan tepat.

Dalam paparan berjudul “Bagaimana Melindungi Kekayaan Warisan Budaya sebagai Kekayaan Intelektual Bangsa” pada Seminar Warisan Budaya dan Ekonomi Kreatif di Balai Sidang Jakarta, Rabu (11/7), Agus Sardjono mengatakan “benar” mengandung pengertian bahwa aturan hukum tersebut benar-benar menjadi pendukung bukan justeru menjadi penghambat.

Pengertian tepat, menurut Agus Sardjono, bahwa aturan hukum itu dapat dipahami dengan mudah sesuai sistem nilai, pandangan, sikap, dan perilaku warga masyarakatnya serta mampu memberi peluang berpartisipasi mewujudkan gagasan itu.

Paling tidak ada beberapa manfaat dapat diperoleh dari pemanfaatan warisan budaya sebagai sumber ekonomi baru Indonesia, bahwa pengembangan produk berbasis budaya justeru akan menghidupkan kembali jati diri bangsa Indonesia.

Manfaat lain Indonesia tidak akan kekurangan bahan baku mengingat bahan baku yang berlimpah baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.

Partisipapsi masyarakat diharapkan menjangkau daerah yang jauh dari perkotaan mengingat sebagian terbesar pelaku budaya justeru berdomisili didaerah, di pusat kebudayaan itu sendiri.

Agus Sardjono mengatakan, pada gilirannya akselerasi ekonomi berbasis pengetahuan tradisional dan seni dapat membantu peningkatan kesejahteraan ekonomi kelompok mamasyarakat pemangku dan pelaku tradisi bersangkutan.

Bila kekayaan keragaman budaya dan tradisi tersebut dikelola dengan baik dan benar, bukan tidak mungkin kebangkitan ekonomi Indonesia justeru dipicu bukan karena kecanggihan teknologi melainkan karena keindahan tradisi dan keragaman warisan budaya.

“Dalam konteks ini peran hukum menjadi sangat penting agar pemanfaatan warisan budaya tidak mengabaikan hak-hak masyarakat pendukungnya,” kata Agus.

Beberapa nara sumber turut tampil dalam seminar yang diselenggarakan dalam rangkaian Pekan Produk Budaya Indonesia 2007 tersebut diantaranya Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Hubert Gizjen (Perwakilan UNESCO Jakarta), Marc Perlman (Ahli HaKI Budaya Tradisional, Brown University-USA), serta Adrian Tan (Ahli Ekonomi Kreatif) dengan moderator Menteri Perdagangan Dr.Mari Pangestu. (mnr/toeb/b)

· Manfaat Integrasi Budaya dan Pendidikan di INDONESIA

Telah lebih dari separuh abad masyarakat Indonesia berjuang mengentas garis kemiskinan dan salah satu cara jitu untuk mewujudkannya adalah dengan gencarnya promosi wajib belajar bagi usia tertentu. Fakta ini mencuatkan sebuah kesimpulan bahwa pendidikan indonesia adalah penting untuk mendasari kemajuan negara. Namun sayangnya pendidikan yang telah digulirkan lebih dari separuh abad ini tidak jua menunjukkan hasil yang signifikan pada peningkatan sumber daya manusia dan tercapainya kemakmuran.

“Sistem pendidikan indonesia telah dinyatakan gagal dalam mencetak generasi muda yang berbakat dan sekaligus memiliki penghormatan pada nilai budaya di Indonesia. Oleh karena itu, agar dapat mewujudkan Indonesia makmur dengan kekayaan budayanya, sistem pendidikan Indonesia perlu dirombak agar selain berperan sebagai pencetak keunggulan generasi muda juga sebagai pusat pembudayaan.”

Faktanya, pendidikan indonesia sampai saat ini masih dilaksanakan secara terpisah dari peran budaya indonesia. Hal ini menyebabkan belum tercapainya keberhasilan dalam pergeseran budaya menuju arah yang lebih mantap dalam kehidupan berbangsa. Hingga saat ini pendidikan indonesia masih terbatas pada penekanan kecerdasan akal yang terefleksikan dalam sistem kompetensi akademik kognitif di seluruh sekolah di Indonesia.

Sebuah kelompok budaya pendidikan pendidikan Kongres Kebudayaan Indonesia di Bogor pada tahun 2008 telah mendiskusikan sebuah tema yang menarik mengenai kebudayaan. Dari pertemuan tersebut disimpulkan bahwa etos kerja yang mantap pada diri tiap warga negara belum dikembangkan secara maksimal sehingga berakibat pada ketidakstabilan politikm ekonomi dan sosial, kurangnya kualitas kerja dan rendahnya kekreatifitasan dan produktivitas. Nilai-nilai tersebut perlu diasah untuk memajukan kehidupan bernegara.

Sistem pendidikan indonesia telah dinyatakan gagal dalam mencetak generasi muda yang berbakat dan sekaligus memiliki penghormatan pada nilai budaya di Indonesia. Oleh karena itu, agar dapat mewujudkan Indonesia makmur dengan kekayaan budayanya, sistem pendidikan Indonesia perlu dirombak agar selain berperan sebagai pencetak keunggulan generasi muda juga sebagai pusat pembudayaan.

Mengapa budaya indonesia dan pendidikan Indonesia sangat penting untuk diintegrasikan? Sebab kebudayaan merupakan akar dari sebuah konstruksi sosial yang bisa mempengaruhi masyarakat untuk lebih maju melalui pendidikan. Namun, kondisi pendidikan saat ini tidak cukup kuat untuk berperan dalam sebuah konstruksi sosial sebab hanya menekankan pada konsep the culture of survival yang belum mengarah pada konsep the culture of liberation.

Apakah makna dari the culture of liberation? Pendidikan yang ditujukan untuk memerdekakan dan membudayakan masalah budaya. Kenyataan yang ada pada pendidikan saat ini adalah penekanan pada satu aspek kognitif akademik yang terlihat pada UAN dan Olimpiade yang belum tentu memberikan dampak positif pada tiap siswa yang memiliki jenis kecerdasan yang berbeda-beda.

Pada dasarnya, pendidikan adalah upaya untuk memajukan pergeseran budaya dan kebudayaan masyarakat sekaligus meningkatkan tingkat peradaban. Seharusnya pendidikan juga mencakup lingkup kehidupan masyarakat dan kebudayaan dan tidak terbatas pada lingkup kelas yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Menyikapi keanekaragaman budaya, suku dan ras, sangatlah penting untuk melibatkan pendidikan kewarganegaraan dalam memajukan kualitas berbangsa. Materi ini mencakup pluralism yang mana menghargai perbedaan, pelaksanaan belajar dengan teknik kolaboratif dan kekreatifitasan. Pendidikan kewarganegaraan tersebut memang ditujukan untuk mengajarkan generasi muda akan pentingnya nilai kewarganegaraaan dalam rangka menyebutkan identitas nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Http//copyright Nurulafsiah@umm.com

Http//yudhi’m.blogspot.com

Http//yabina.org

Mengenal dunia social.com

Banjarkab.go.id

No comments:

Post a Comment