Monday, April 9, 2012

makalah informasi iklim bagi pertanian


TUGAS INDIVIDU
MAKALAH KLIMATOLOGI
Informasi Iklim dan Alat Dalam Budidaya Pertanian
Di Bimbing Oleh :
Hj.T.Rusmawati,M.Si
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKAN BARU




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, hasil survey penulis.
Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah agroklimatologi yang telah banyak membimbing penulis dalam penyelesaian tugas ini. Makalah ini disusun berdasarkan mendapatkan nilai mata kuliah agroklimatologi.
Akhir kata penulis ucapkan,‘‘tiada gading yang tak retak‘‘. Tak ada satu pun manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Sekian dan terima kasih.

                                                                                    Hormat penulis
                                                                                Abror ridho subhan










BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Dalam dunia Pertanian, agroklimatologi terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana masyarakat mengetahui perkembangan tanaman. Dalam kaitan inilah agroklimatologi harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan memajukan pertanian bangsa. Agroklimatologi merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pertanian.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “Informasi Iklim dan Alat Dalam Budidaya Pertanian”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi serta sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program tersebut.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana peran agroklimatologi terhadap pelaksanaan penanaman program perkebunan.
2. Bagaimana cara agar agroklimatologi benar benar meningkat bagi masyrakat
C. PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
a. Peran agroklimatologi terhadap pelaksanaan peningkatan pertanian;
b.Cara-cara agar cara-cara agar masyarakat bias meningkatkan mutu taanaman.
D. PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran agroklimatologi terhadap pelaksanaan peningkatan pertanian ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar agroklimatologi benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat.











BAB II
PEMBAHASAN
a. Informasi ikim dalam budidaya pertanian
Budidaya pertanian dalam artian luas adalah merupakan suatu upaya memanen energi surya, zat hara dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalam tanah. Bahan-bahan tersebut dibentuk melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman atau ternak menjadi bagian dari organ tubuh yang dipanen. Proses ini berlangsung terus-menerus selama hidup melalui tahapan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Hasil panen sangat tergantung pada 4 hal: (i) kesehatan benih, (ii) keadaan fisiografi lahan, sifat fisika dan kimia tanah, (iii) sifat iklim dan perubahan cuaca, (iv) kemampuan petani sebagai pengelolanya.
Budidaya pertanian dalam artian luas adalah merupakan suatu upaya memanen energi surya, zat hara dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalam tanah. Bahan-bahan tersebut dibentuk melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman atau ternak menjadi bagian dari organ tubuh yang dipanen. Proses ini berlangsung terus-menerus selama hidup melalui tahapan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Hasil panen sangat tergantung pada 4 hal: (i) kesehatan benih, (ii) keadaan fisiografi lahan, sifat fisika dan kimia tanah, (iii) sifat iklim dan perubahan cuaca, (iv) kemampuan petani sebagai pengelolanya.
Data Biologi

          Pengaruh cuaca/iklim terhadap tanaman atau ternak baru dapat diketahui setelah kita hubungkan "rekaman" proses metabolisme yakni data biologi dengan "rekaman" proses perubahan atmosfer yakni data cuaca. Tanaman yang berasal dari benih yang sehat, cukup haranya dan kebutuhan airnya, maka pertumbuhan dan perkembangannya sepenuhnya tergantung pada perubahan cuaca selama periode hidupnya. Gejala pertumbuhan dinyatakan oleh pertambahan satuan panjang, volume dan berat hasil fotosintesis yang disimpan dalam organ tubuhnya. Dari tiga macam parameter pertumbuhan tersebut dapat dipilih yang paling praktis untuk digunakan. Pengukuran lebih jauh sering diperlukan terhadap kadar zat-zat tertentu di dalamnya antara lain kadar pati, gula, air, selulose, minyak dan sebagainya. Perkembangan tanaman dapat diartikan sebagai perubahan bentuk, struktur dan komposisi, serta fungsi dari bagian tanaman secara teratur. Perubahan tersebut berlangsung fase demi fase selama satu daur hidup. Fase-fase perkembangan meliputi benih, kecambah, pertumbuhan organ vegetatif, berbunga, persarian bunga, pembentukan biji dan pemasakan buah/biji. Masing-masing tahapan sangat tergantung pada keadaan cuaca.



Sebagai makhluk biologis yang lebih dinamis ternak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang lebih kompleks. Misalnya dalam pengambilan zat hara dan air yang telah tersedia cukup, pengambilannya masih dipengaruhi oleh faktor kemauannya untuk makan dan minum. Faktor kemauan ini sangat sulit diperhitungkan karena faktor penyebabnya sangat luas. Timbulnya kemauan lebih diatur oleh mekanisme pada susunan syaraf.

Data Cuaca dan Iklim yang Diperlukan


Unsur-unsur cuaca dan iklim di lapangan memberikan pengaruh terhadap kehidupan tanaman atau ternak dalam bentuk interaksi yang seringkali sangat kompleks. Kadang-kadang sulit untuk melihat pengaruh suatu unsur cuaca atau iklim terhadap tanaman atau ternak, tanpa memperhatikan pengaruh unsur cuaca/iklim lainnya.

Sejalan dengan luasnya data biologi/fisiologi yang diperlukan untuk menilai pertumbuhan, perkembangan dan produksi maka dibutuhkan bermacam data cuaca/iklim yang mempengaruhinya. Keperluan data cuaca/iklim untuk pertanian dapat digolongkan ke dalam tiga katagori sebagai berikut:
  1. data mikrometeorologi dari suatu lahan pertanian contoh (stasiun agromet khusus) untuk mengetahui berbagai hubungan cuaca-tanaman (atau ternak) yang bersifat mendasar.
  2. data cuaca atau iklim dari stasiun termasuk jaringan pengamatan cuaca/iklim meso. Data ini disediakan untuk penggunaan oleh petani dalam memperbaiki penyelenggaraan usaha taninya.
  3. data cuaca dan iklim dari stasiun yang merupakan jaringan pengamatan cuaca/iklim makro (regional). Data tersebut bermanfaat untuk peramalan cuaca/iklim makro (regional). data tersebut bermanfaat untuk peramalan cuaca/iklim pada daerah luas dan untuk melihat kesesuaian iklim bagi tanaman dan ternak. Dari data iklim makro di berbagai tempat di seluruh dunia memungkinkan pemetaan kelas-kelas iklim serta memudahkan pertukaran informasi unsur-unsur iklim yang diperlukan untuk usaha introduksi tanaman dan ternak ke wilayah lain.
Data unsur-unsur tanaman dan iklim katagori tersebut tercantum dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Unsur-unsur cuaca dan iklim yang perlu diamati untuk kepentingan pertanian (Chang, 1974)

Peranan data Cuaca dan Iklim

       Pada penelitian agrometeorologi di stasiun percobaan dilakukan pencatatan serentak yang meliputi parameter pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan parameter cuaca sebagai penyebab. Kedua data tersebut dianalisa untuk mengetahui sebab-akibatnya. Dari percobaan berulang-ulang akhirnya dapat diperoleh pola hubungan yang jelas antara keduanya. Pola hubungan ini dapat digunakan sebagai pembaku (reference). Selanjutnya dari data cuaca harian di tempat lain dan waktu yang berbeda, dapat diperkirakan respons tanaman yang diusahakan. Apabila cuaca pada suatu saat ternyata menyimpang dari keadaan optimumnya, sampai batas-batas tertentu dapat diusahakan tindakan pencegahannya dengan cara memodifikasi. Tindakan memodifikasi cuaca umumnya hanya dapat dilakukan pada tingkat mikro, yaitu cuaca di sekeliling tanaman. Dengan pencatatan data cuaca secara teratur dan kontinyu dapat membantu tindakan operasional sehari-hari pada unit-unit usaha tani. Pada daerah yang iklimnya telah diperhitungkan sesuai atau cocok untuk suatu jenis usaha tani tanaman atau ternak, keadaan dan perubahan cuaca sehari-hari selama periode hidup merupakan faktor penentu dan kualitas hasil panen.

        Proses cuaca berlangsung sangat dinamis menurut ruang dan waktu. Penggerak dari proses perubahan ini adalah penerimaan energi dari radiasi surya. Keteraturan pada hubungan peredaran bumi terhadap surya dalam kurun waktu lama dan akan menghasilkan pola cuaca jangka panjang yang didefinisikan sebagai iklim. Iklim dapat dianggap sebagai nilai statistik dari cuaca pada daerah luas dan dalam jangka panjang. Unsur-unsur iklim dapat diartikan sebagai nilai rata-rata, maksimum, minimum dan nilai-nilai statistik lainnya dari nilai-nilai unsur cuaca jangka panjang dan daerah luas. Jangka waktu pengukuran yang diperlukan untuk memperoleh data iklim yang baku sulit ditentukan. WMO menyarankan jangka waktu selama 30 tahun untuk pencatatan data iklim. Mengingat periode tersebut belum mencukupi untuk satu periode hidup dari jenis-jenis tanaman 
perenial tertentu, maka untuk kepentingan agroklimatologi beberapa tanaman perenial masih diperlukan periode yang lebih lama dari 30 tahun.

        Berdasarkan catatan data cuaca dan data pertumbuhan dan perkembangan dan hasil panen (kuantitas dan kualitasnya) dalam jangka panjang tersebut dapat diperoleh pola hubungan iklim dan tanaman atau ternak yang diusahakan. Apabila kedua macam data tersebut diperoleh dari pusat-pusat produksi pertanian dengan hasil panen yang optimum, maka data iklim yang diperoleh dapat digunakan sebagai pembaku bagi tanaman atau ternak yang bersangkutan. Data iklim dari daerah sentra produksi yang telah "berumur" lama dengan hasil panen optimum yang selanjutnya dapat dianggap sebagai persyaratan iklim yang cocok tanaman atau ternak. Dalam pengertian agroklimatologi, perilaku iklim di suatu tempat dianggap cocok bagi usaha tani jenis ternak atau varietas tanaman tertentu apabila perilaku iklim setempat dapat mendorong pertumbuhan, perkembangan, kuantitas dan kualitas hasil panen ke arah optimum selama periode panjang (berpuluh-puluh tahun)
           Perlu diperhatikan bahwa kecocokan iklim untuk tanaman atau ternak berbeda dengan kecocokan iklim untuk tumbuhan atau hewan. Pada tumbuhan dan hewan unsur kuantitas dan kualitas hasil panen belum diperhatikan. Contoh keadaan iklim hutan-hutan tempat asal tanaman dan ternak, keadaan iklim di sana telah memungkinkan untuk pertumbuhan dan perkembangan secara lestari tetapi di tempat tersebut belum tentu dapat dibuka sentra produksi karena iklimnya belum tentu cocok untuk mendorong keunggulan kuantitas dan kualitas hasil panen.
Persyaratan iklim yang diperoleh dari pusat-pusat produksi pertanian ini sangat penting bagi pengembangan pertanian di tempat lain. Seringkali iklim setempat tidak cocok bagi tanaman atau ternak yang didatangkan dan gejala ketidakcocokan baru terlihat setelah usaha tani berjalan beberapa tahun. Kegagalan semacam ini dapat menimbulkan kerugian besar berupa biaya, tenaga, waktu dan kekecewaan. Analisis kesesuaian antara iklim dan tanaman atau ternak mutlak diperlukan dalam perencanaan pengembangan pertanian di daerah luas. Apabila ada perencanaan pembukaan daerah pertanian, atau pada rencana introduksi jenis tanaman atau ternak yang baru tidak dilakukan analisis kesesuaian iklim, berarti kita telah meletakkan resiko kegagalan di waktu mendatang. Secara singkat dapat dikatakan bahwa data iklim mutlak diperlukan dalam perencanaan pertanian.

Metode Analisis Hubungan Cuaca/Iklim dan Tanaman/Ternak

            Untuk dapat menganalisis hubungan sebab-akibat antara cuaca/iklim dan tanaman/ternak diperlukan pengetahuan terhadap aspek mekanisme fisiologis tumbuh tanaman dan ternak, serta mekanisme cuaca dan iklim. Dengan mengetahui mekanisme fisiologis (metabolisme) di dalam tubuh tanaman atau ternak kita dapat memilih unsur cuaca atau iklim yang kuat pengaruhnya. Selanjutnya dapat dilakukan analisis terhadap hubungan antara kedua data tersebut, serta menarik kesimpulan-kesimpulan yang berguna.
Analisis terhadap data aktual cuaca dan tanaman atau ternak dapat menghasilkan: model-model persamaan, grafik-grafik empiris dan nilai-nilai statistik. Hasil-hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar pendugaan pertumbuhan, perkembangan dan produksi-produksi di tempat lain. Analisis terhadap data cuaca aktual dan data fenologi (tanggal-tanggal dan sifat perkembangan) dapat digunakan untuk menyusun jadwal tanam dan panen di tempat lain. Bila disusun analisis untuk suatu wilayah luas, maka hasilnya dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta fenologi regional. Dari sistem klasifikasi iklim yang disusun berdasarkan unsur-unsur iklim yang kuat pengaruhnya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman atau ternak dapat disusun peta klasifikasi iklim yang dapat digunakan untuk pemilihan daerah bagi usaha tani. Contoh klasifikasi semacam ini yakni yang disusun menurut metode Koppen untuk penyebaran tumbuhan secara umum dan menurut metode Oldeman untuk kesesuaian padi sawah dan palawija. Contoh-contoh analisis hubungan cuaca/iklim dengan tanaman/ternak telah banyak disusun oleh para ahli: Fisiologi tanaman, Fisiologi ternak, Klimatologi, agrometeorologi, Ekologi dan Geografi.


b. Alat alat klimatologi

   1. SANGKAR METEOROLOGY.
Sangkar meteorology umumnya dipasang di dalam taman alat-alat meteorology.Pemasangan alat-alat meteorology di dalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain itu, alat-alat yang terdapat di dalamnya terlindung dari radiasi matahari langsung, hujan, dan debu. Sangkar cuaca dibuat dari kayu yang baik sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya yang berada 1,2 m di atas permukaan tanah dan ini merupakan aturan standar internasional (SI), sedangkan letaknya paling dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang ada disekitarnya. Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak atau bergoyang jika angin kencang, selain itu agar tidak mudah di makan rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang. Lubang ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu membuka menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.
Alat-alat yang dipasang dalam sangkar meteorology adalah sebagai berikut :
a. Thermometer Bola Basah dan Bola Kering
Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering), tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi. Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan.
      Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah :
·         Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
·         Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
·         Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
·         Letak bola kering atau bola basah
·         Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain
b.Thermometer Maximum dan Minimum.
Thermometer maximum (air raksa) ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum). Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol (posisi suhu aktual).
C. Pichi
Seperti panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi. Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu.
Pada prinsipnya Piche evaporimeter terdiri dari:
·         Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
·         Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
·         Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.
2. ANEMOMETER.
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cuppropeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Anemometer sendiri terdapat dua tipe secara umum. Tipe tersebut adalah sebagai berikut:
a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok.
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe “cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.
b. Anemometer Termal.
Anemometer ini merupakan satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida tersebut. Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan.

3. TERMOMETER TANAH.
Termometer tanah gundul dan berumput digunakan untuk menyelidiki temperatur/suhu tanah. Suhu tanah terkait dengan perubahan lingkungan dimana tanah berada. Di samping itu pula, perubahan suhu tanah dapat dipengaruhi oleh proses-proses ; aktivitas mikroiraganisme seperti proses penguraian, fermentasi, pelapukan, perubahan kadar air, kadar udara, jenis mineral, faktor biologi, dan lain-lain perubahan fisik biologi lainnya. Bagian-bagian termometer tanah terdiri atas pipa pelindung (mounting), ujung besi penusuk, penekan tusukan, termometer tahap-1 dan termometer tahap-2.
Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.

4. OMBROMETER.
Ombrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan di suatu daerah. Ada du atipe ombrometer yauitu :
a. Ombrometer observatorium
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :
·         Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
·         Bak tempat menampung air hujan.
·         Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
·         Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
·         Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
Cara pengamatan curah hujan:
·         Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
·         Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
·         Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
·         Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
·         Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
·         Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
·         Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
·         Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
·         Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
·         Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
·         Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.
·          
b.Penakar Hujan Otomatis.
Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir : Prinsip kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung akankeluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan turun.

5. CAMBLE STOCES
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari. Memiliki tiga pias yaitu pias lurus, pias lengkung pendek dan pias lengkung panjang.

6. EVAPORIMETER.
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
·         Panci Bundar Besar
·         Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.
·         Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
·         Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum • Cup Counter Anemometer
·         Pondasi/ Alas Pondasi atau alas yang digunakan yaitu papan. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan papan panci penguapan ini akan rata dan tidak berhubungan langsung dengan panas bumi dari tanah.
·         Penakar hujan biasa Penguapan diukur 3x sehari, yaitu pada saat : • Pukul 7 pagi, alasan diukur pada pukul 7 pagi karena pada saat ini belum terjadi penguapan. Unutk menghitung penguapan harian data yang diambil adalah data pada saat pukul 7 pagi ini. • Pukul 2 siang, alasan diukur pada pukul 2 siang karena terjadinya pemanasan maksimum adalah saat pukul 2 siang. • Pukul 6 sore, alasan diukur pada pukul 6 sore karena pada saat itu waktu matahari terbenam. “Rumus penguapan hari ini = pembacaan pukul 5 – pembacaan pukul 7 pagi hari ini + curah hujan yang diukur pada pukul 7 hari berikutnya.
” Pada evaporimeter terdapat termometer apung. Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium). Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.
7.GUN BELLANI.
Gun bellani digunakan untuk mengukur pemanasan bumi oleh matahari. Semakin besar selisih nya, maka semakin banyak panas yang diserap oleh bumi. Atau digunakan untuk mengukur penguapan permukaan.

8. ACTIONOGRAF
Actionograph adalah alat meteorology yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari sama dengan gun bellani. Actionograph diletakkan dengan ketinggian 100 cm, dengan tiang beton.
9. RAIN GAUGE.
Untuk mengukur seberapa banyak jumlah curah hujan yang terjadi dalam suatu waktu diperlukan suatu alat pengukuran. Pluviometer ataupun penakar hujan (rain gauge), merupakan alat yang biasa digunakan dalam hal pengukuran curah hujan. Gambar 8. Rain Gauge Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa dalam Rain Gauge terdapat gelas/tabung ukur (di gambar ditunjukkan dengan nama Measuring tube) dengan luas corong penakarnya yaitu 200 cm2 atau 400 cm2, dimana gelas/tabung ukur tersebut digunakan untuk menampung air hujan yang masuk ke dalam alat tersebut. Dimana tinggi air hujan yang terdapat dalam gelas ukur tersebut dapat dilihat dari penanda ukuran (dalam gambar : measuring scale). Selain penakar hujan biasa tersebut, terdapat pula penakar hujan jenis pencatat atau otomatis. Dalam hal ini kita tidak perlu susah-susah untuk mencatat berapa jumlah curah hujan yang terjadi dalam suatu waktu, karena jenis penakar hujan ini akan secara otomatis mencatatnya untuk kita dalam sebuah kertas pias yang telah tergoreskan oleh sebuah pena yang terhubungkan dengan sebuah pelampung dalam rain gauge yang menggerakan naik atau turunnya pena tersebut dalam kertas pias. Penakar hujan otomatis tersebut merupakan penakar hujan jenis sifo

Cuaca dan iklim
Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfer pada suatu waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sedangkan iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu lama, minimal 30 tahun yang sifatnya tetap. Ilmu yang mempelajari macam-macam iklim di muka bumi dan faktor-faktor yang menentukannya disebut dengan klimatologi. Klimatologi tidak dapat terlepas dari meteorologi, sehingga kadang-kadang meteorologi di anggap sama dengan klmimatologi. Meteorologi mempelajari proses cuaca lapisan atmosfer bawah (lapisan troposfer), sedangkan klimatologi terutama mempelajari hasil proses cuaca. Dalam perkembangannya sampai sekarang baik cabang meteorologi maupun klimatologi mempunyai beberapa cabang., masing-masing cabang mempelajari aspek-aspek khusus dari cuaca dan iklim. Cabang-cabang meteorologi antara lain:
1)Agrar meteorologi yang khusus mempelajari meteorologi yang berkaitan dengan pertanian.
2)Meteorologi maritim yang mempelajari hubungan antara cuaca dengan fenomea kelautan, antara lain gelombang, badai serta arus laut
3)Aerologi yang mempelajari keadaan cuaca di lapisan udara tinggi
Klimatologi dapat di bagi menjadi berbagai cabang keilmuan iklim berdasarkan:
a.Metode perndekatan keilmuan meliputi:
1)Klimatologi yang pembahasannya secara deskriptif (apa adanya) berdasarkan data, peta dan gambar/foto.
2)Klimatologi fisik (physical climatology) yaitu bagian dari klimatologi yang mempelajari penyebaran iklim di berbagai daerah di permukaan bumi atau klimatologi yang membahas perilaku dan geala-gejala cuaca yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar-dasar ilmu fisika dan matematika.
3)Klimtologi dinamik (physicakl climatology) yaitu bagian dari klimatologi yang mempelajari peyebaran iklim di berbagai daerah di permukaan bumi atau klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer dalam berbagai skala terutama tentang peredaran atmosfer umum di berbagai wilayah di seluruh dunia.
4)Klimatologi terapan klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk memecahkan berbagai masalah praktis yang dihadapi masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh klimatologi terapan yaitu:
a.Klimatologi pertanian atau agroklimatologi (agricultural klimatology) klimatologi yang menekankan pembahasan tentang permasalahan iklim di bidang pertanian.
b.Klimatologi perkotaan (urban climatology) klimatologi yang membahas berbagai iklim dalam perencanaan maupun penataan kota. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh tingkat kenyamanan udara sebaik-baiknya.
c.Klimatologi kelautan (marine kilmatology) klimatologi yang menekankan penjelasan tentang pengaruh timbal balik iklim dan lautan.
d.Klimatologi bangunan (building climatology) klimatologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara bentuk dan ukuran bangunan, dengan cuaca dan iklim di dalam maupun di luar bangunan.
e. Bio klimatologi (bioclimatology) klimatologi yang membahas pengaruh ilkim terhadap makhluk hayati atau mempelajari hubungan antara iklim dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b. Ruang lingkupnya di atmosfer meliputi:
1. Mikro klimatologi yakni ilmu yang membahas atmosfer sebatas ruang antara perakaran hingga sekitar puncak tajuk tanaman, atau sifat atmosfer disekitar permukaan tanah atau mempelajari iklim pada lapisan udara terdekat dengan permukaan bumi (di bawah 2 m). Unsur-unsur iklim tersebut mudah terpengaruh oleh perubahan pemanasan dan pendinginan permukaan tanah dan benda atau tumbuhan setempat.
2. Meso klimatologi yakni klimatologi yang membahas perilaku atmosfer dalam daerah yang relatif sempit, tetapi pola iklimnya sudah berbeda dari iklim wilayah sekitarnya. Sebagai contoh iklim perkotaan dan iklim pada daerah badai.
3. Makro klimatologi yakni klimatologi yang menekankan pembahasannya pada penelaahan iklim daerah luas skala besar. Wilayah lingkupnya mulai batas ruang iklim mikro hingga puncak atmosfer serta melipouti seluruh dunia.
Manusia hidup di dasar atmosfer yaitu pada pertemuan antara permukan bumi dan atmosfer. Iklim akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan menjadi bahan pertimbangan dalam rancangan bangunan hunian atau kontruksi bangunan fisik lainnya, bahan dan desain pakaian, jenis dan porsi pangan yang dikonsumsi, dan ragam aktivitas sosial budaya yang dilakukan penduduk. Karena cuaca dan iklim merupakan salah satu unsur lingkungan hidup yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Berbeda dengan unsur-unsur lingkungan hidup lainnya. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang telah banyak yang dapat dikendalikan manusia. Tetapi dalam hal ini cuaca dan iklim sampai sekarang manusia belum dapat merubah sesuai dengan keinginannya. Aktifitas manusia dapat memberikan hasil yang optimal dengan mengurangi resiko sampai yang sekecil-kecilnya, perlu diketahui kondisi cuaca dan iklim terutama yang akan datang. Dalam hubungan tersebut penting sekali arti pengumpulan data dan perkiraan cuaca. Pengumpulan perkiraan cuaca di indonesia dilaksanakan oleh pusat meteorologi dan geofisika sanagt penting artinya bagi kehidupan manusia terutama dalam bidang penerbangan, pelayaran dan pertanian.
Kajian meteorologi dan klimatologi yang benar akan mengubah pandangan kita terhadap cuaca dan iklim dari faktor penghambat menjadi faktor penunjang yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pendugaan hasil pada berbagai kegiatan. Penerapan ilmu cuaca dan iklim tersebut diantaranya pada bidang pertanian, kehutanan, peternakan ,perikanan, kelautan, teknik sipil, kesehatan, perhubungan serta pertahanan negara.
Tiga manfaat pokok dari informasi data cuaca dan iklim yakni:
a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrem misalnya kekeringan, banjir serta angin kencang.
b. Menyesuaikan diri atau berusaha untuk menyelnggarakan kegiatan dan usaha yang serasi dengan sifat cuaca dan iklim sehingga terhindar dari hambatan atau kerugian yang diakibatkannya.
c. Menyelenggarakan kegiatan dan usaha di bidang teknik, sosial dan ekonomi dengan menerapkan teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca dan iklim.
UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
        Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari, temperatur udara, tekanan udara, penguapan, kelembaban udara, keawanan,presipitasi, dan beberapa unsur iklim lain yang kurang penting. Unsur-unsur cuaca dan iklim ini tidak tetap pada setiap saat dan tempat, selalu berubah-ubauh tergantung pada faktor-faktor fisis di alam yang disebut faktor pengendali cuaca. Faktor pengendali cuaca ini ada yang bersifat permanen dan ada yang bersifat sementara. Faktor tersebut adalah:
a. faktor pengendali cuaca yang bersifat permanen:
1. efek rotasi bumi
2. penyebaran dataran dan lautan di permukaan bumi
3. letak garis lintang bum
4. faktor orografis (gunung dan pegunungan)
5. perbedaan ketinggian letak dari permukaan laut
b. faktor pengendali cuaca yang bersifat sementara:
1. pusat-pusat tekanan tinggi dan rendah
2. arus laut yang ditimbulkan oleh perbedaan musim
3. arus angin yang ditimbulkan oleh perbedaan tekanan udara
4. hujan badai
Cuaca dan iklim adalah faktor lingkunagn yangbear pengaruhnya terhadap kehidupanmakhluk hidup. Oleh sebab itu, informasi berupa data atau keterangantentang cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Data yang benar dan lengkap, melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka kejelasantentang gejala danperilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat manusia melakukan usaha optimasi bidang kegiatannya. Cuaca bagaikan sebuah mesin raksasa yang dapat bekerja karena ada energi atau bahan bakar dari matahari, udara dan air merupakan hal amat rumit. Ketiga unsur tersebut membentuk dan mempengaruhi cuaca.
1. radiasi matahari
Matahari adalah kontrol iklim yang sangat penting dan sumber energi utama di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Energi tersebut menyebabkan bumi tetap panas, memelihara pertumbuhan tanaman dan kehidupan hewan serta manusia, juga menimbulkan peredaran atmosfer, hampir tidakberarti dari seluruh energi matahari yang dipancarkannya lebuh dari 2,2 milyar kali jumlah yang diterima bumi.
2. radiasi bumi
permukaan bumi yang dipanaskan oleh penyerapan radiasi matahari iiakan mekadi sumber radiasi gelombang panjang dan dinamakan radiasi bumi. Radiasi bumi disebut juga radiasi malam, karena merupakan sumber radiasi utama pada malam hari.
3. temperatur udara
panas pada umumnya diukur dalam satuan joule (j) atau dalam satuan lama kalori (cal) adalah salah satu bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda. Sedangkan suhu mencerminkan energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-molekul
3. tekanan udara
tekanan udara ialah tekanan yang diberikan oleh udara karena bertanya kepada bidang horizontal yang luasnya 1 cm. Tekanan udara pada suatu tempat tidak tetap, demikian pula tekanan udara berbeda-beda dari tempat ke tempoat baik dalam jarak pendek maupun dalam areal yang luas
4. Angin
angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal atauhampir horizontal. Sedangkan pergerakan udara arah vertikal dinamakan aliran udara. Angin diberi nama berdasarkan arah dari mana angin itu bertiup. Arah angin datang disebut winwardsedangkan tujuan angin disebut leeward. Angin selalu bertiuyp dari tempat yang bertekanan tionggi ke tempat yamg bertekanan rendah mengikuti hukum buys-ballot yaitu di belahan bumi utara ke arah angin membelok ke kanan dan di belahan bumi selatan arah angin membelok ke kiri penympangan ini disebaban oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi)
5. Penguapan
penguapan adalah peristiwa perubahan wujud air dari cair atau padat menjadi wujud gas dan kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air menuju atmosfer. Penguapan membutuhkan panas, panas ini hanya digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi gas, dan tidak mempengaruhi suhu gas itu sendiri. Karena itu dalam uap air tersimpan panas yang yang disebut panas latent.
6. kelembaban udara
 dari jumlah massa) uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.%kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer (kira-kira 2
7. awan
awan adalahkumpulan butir-butir air,kristal es atau campuran keduanya, yang masih melekat pada inti-inti kondensasi dan tetap melayang-layang di udara. Butir-butir aor atau kristal-kristal es tersebut sangat halus, berdiameter sekitar 2-40 mikron. Awan dapat dilihat, berwarna putih, coklat atau hitam perbedaan warna ini adalah semata-mata karena perbedaan ketebalan awan, ukuran butir-butir air atau kristal es yang menyusunnya dan efek penyinaran matahari
8. presipitasi
presipitasi adalah istilah umum semua bentuk air yang berasal dari atmosfer dan mengendap dipermukaan bumi. Presipitasi selalu diawali oleh proses kondensasi, sublimasi atau gabungan kedua-duanya dari uap air yang ada di atmosfer. Presipitasi adalah air baik dalambentuk cair atau oadat yang mengendap kepermukaan bumi dan selalu didahului oleh proses kondensasi atau sublimasi
BAB III
PENUTUP
a. kesimpulan
Budidaya pertanian dalam artian luas adalah merupakan suatu upaya memanen energi surya, zat hara dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalam tanah. Bahan-bahan tersebut dibentuk melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman atau ternak menjadi bagian dari organ tubuh yang dipanen. Proses ini berlangsung terus-menerus selama hidup melalui tahapan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Hasil panen sangat tergantung pada 4 hal: (i) kesehatan benih, (ii) keadaan fisiografi lahan, sifat fisika dan kimia tanah, (iii) sifat iklim dan perubahan cuaca, (iv) kemampuan petani sebagai pengelolanya.
Budidaya pertanian dalam artian luas adalah merupakan suatu upaya memanen energi surya, zat hara dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalam tanah. Bahan-bahan tersebut dibentuk melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman atau ternak menjadi bagian dari organ tubuh yang dipanen. Proses ini berlangsung terus-menerus selama hidup melalui tahapan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Hasil panen sangat tergantung pada 4 hal: (i) kesehatan benih, (ii) keadaan fisiografi lahan, sifat fisika dan kimia tanah, (iii) sifat iklim dan perubahan cuaca, (iv) kemampuan petani sebagai pengelolanya.










DAFTAR PUSTAKA
Agung,06 juni 2009,
Anonym.1991.Kapita Selekta dalam Agroklimatologi Direktorat Jenderal Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor
Karim K, 1985,diktat kuliah dasar-dasar klimatologoli,Banda Aceh
Lakitan,B.2002 Jenis-Jenis Huajn.PT.Raja Gravindo.Jakarta

No comments:

Post a Comment